PENGETAHUAN SOAL VIRUS CORONA:CIRI, PENYEBARAN & PENCEGAHANNYA
Sejak awal 2020, dunia digemparkan dengan sebuah virus yang menyerang pernapasan manusia dan dapat menyebabkan kematian. Virus yang dinamakan SARS-CoV-2 tersebut berasal dari Wuhan, China, dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.
Apa Virus Corona?
Virus corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluarga virus yang menaungi virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012.
Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Nama ini diberikan karena bentuk virus corona menyerupai mahkota.
Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akronim dari coronavirus disease 19.
Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
Batuk kering
Lemas
Sakit tenggorokan
Sesak atau kesulitan bernapas
Sakit kepala
Batuk kering
Lemas
Sakit tenggorokan
Sesak atau kesulitan bernapas
Sakit kepala
Namun, masa inkubasi virus ini sekitar 14 hari. Berarti, bisa jadi Anda memiliki virus tersebut hingga 14 hari sebelum Anda menyadari gejalanya.
Jika Anda memiliki gejala seperti yang tercantum di atas dalam fase 14 hari, segera periksakan diri Anda.
Bagaimana Covid-19 menyebar?
Virus corona bersifat zoonotik. Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.
Virus corona bersifat zoonotik. Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.
Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus corona dapat melalui droplet pernapasan.
Percikan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi virus corona akan menempel di permukaan benda atau kulit manusia.
Sehingga virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau melakukan kontak fisik dengan manusia lainnya.
Kemudian, virus akan menginfeksi manusia ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus menyentuh wajah, seperti mulut, hidung, dan mata.
Siapa yang berisiko terinfeksi Covid-19?
Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Melansir Healthline, Selasa (17/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Januari melaporkan rata-rata orang yang terinfeksi virus berada di usia sekitar 45 tahun dan dua per tiganya merupakan laki-laki.
Hal ini berarti orang tua dan laki-laki rentan terinfeksi virus corona. Selain itu, orang dengan penyakit penyerta juga lebih rentan terinfeksi Covid-19.
Bagaimana penanganan Covid-19?
Para ahli kesehatan masih berusaha menemukan vaksin serta cara penanganan yang efektif untuk menghadapi virus ini. Namun, hingga saat ini, kebanyakan negara mengambil tindakan isolasi untuk menahan penyebaran virus corona.
Para ahli kesehatan masih berusaha menemukan vaksin serta cara penanganan yang efektif untuk menghadapi virus ini. Namun, hingga saat ini, kebanyakan negara mengambil tindakan isolasi untuk menahan penyebaran virus corona.
Sejauh ini, para tenaga medis lebih fokus pada pengelolaan gejala saat virus bekerja pada pasien.
Sebelum pasien dinyatakan positif terinfeksi, pasien menjalani swab tenggorok dan pemeriksaan laboratorium DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Kemudian, tenaga medis akan melakukan monitoring dan terapi kepada pasien.
Monitoring dan terapi tersebut meliputi isolasi, implementasi PPI, serial foto toraks, suplementasi oksigen, antimikroba empiris, terapi simplomatik, terapi cairan, ventilasi mekanis, penggunaan vasopressor, observasi, serta pemilahan terapi penyakit penyerta.
Apa saja kemungkinan komplikasi dari Covid-19?
Komplikasi paling serius dari infeksi SARS-CoV-2 adalah sejenis pneumonia yang disebut novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP).
Komplikasi paling serius dari infeksi SARS-CoV-2 adalah sejenis pneumonia yang disebut novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP).
Penelitian dari 138 orang dengan NCIP yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, sekitar 26 persen mengalami penyakit yang parah dan harus dirawat di ruang ICU. Sekitar 4.3 persen di antaranya mengalami kematian.
Sejauh ini, NCIP merupakan satu-satunya komplikasi yang terkait dengan Covid-19. Namun, para peneliti masih mengamati komplikasi lainnya yang mungkin juga dialami pasien Covid-19, di antaranya:
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Detak jantung tidak teratur (arrhythmia)
Kejang kardiovaskular
Nyeri otot yang parah (myalgia)
Kelelahan
Serangan jantung
Detak jantung tidak teratur (arrhythmia)
Kejang kardiovaskular
Nyeri otot yang parah (myalgia)
Kelelahan
Serangan jantung
Bagaimana cara mencegah terinfeksi Covid-19?
Untuk melindungi diri sekaligus menahan penyebaran virus corona, Anda dapat melakukan hal-hal berikut, yaitu:
Untuk melindungi diri sekaligus menahan penyebaran virus corona, Anda dapat melakukan hal-hal berikut, yaitu:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Jika tidak bisa mencuci tangan, bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer
Hindari menyentuh area wajah, seperti mata, hidung, dan mulut sebelum Anda membersihkan tangan
Jangan keluar rumah jika Anda merasa kurang sehat atau memiliki gejala flu
Hindari atau batasi kontak fisik dengan orang lain. Jika memungkinkan, usahakan berada pada jarak setidaknya satu meter dengan orang lain
Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk atau bersin. Jika Anda menggunakan tisu, segera buang tisu Anda
Bersihkan barang-barang yang sering Anda gunakan dengan disinfektan, seperti gawai atau handphone, laptop, meja, dan lainnya
Terapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, olahraga, serta hindari begadang untuk menjaga kekebalan tubuh Anda
# COVID 19
# STAY AT HOME
# GURU BERKAH
BERIKUT ADALAH LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN NABI DALAM MENCEGAH PERKEMBANGAN JUMLAH ORANG YANG TER SUSPECT PANDEMI :
1. Menghindar
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda;
"Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa."
Nabi menyarankan umatnya untuk membentengi diri dari penyakit menular dengan tidak menganggap enteng beberapa faktor dan penyebabnya. Di antaranya adalah dengan menghindari kontak secara langsung dengan penderita penyakit menular.
Dalam hadis, Nabi mencontohkan penyakit kulit berupa lepra yang bisa menular melalui sentuhan kulit.
2. Tenggang rasa
Anjuran menghindari pengidap penyakit menular bukan berarti menunjukkan bahwa Nabi sepakat untuk mengucilkan penderita tersebut. Akan tetapi, langkah yang diimbau ini justru lebih menitik-beratkan kepada semangat kepedulian dan tenggang rasa.
Hal ini, sesuai dengan hadis riwayat Bukhari bahwa Nabi Saw pernah bersabda;
"Janganlah kamu lama-lama memandang orang-orang yang sedang sakit lepra."
Hadis ini merupakan penanda bahwa berkontak berlebihan dengan penderita penyakit menular di masa itu bisa memberikan dampak penderitaan pengidap dari sisi psikologis.
3. Tawakal
Berpasrah penuh kepada Allah Swt adalah jalan yang paling dianjurkan Rasulullah Saw. Ihwal penyakit menular, Nabi bersabda;
"Tidak ada penularan, tidak ada ramalan jelek, dan tidak ada penyusupan kembali (reinkarnasi) ruh orang mati pada burung hantu. (HR. Muslim).
Dalam Tadrib, Imam Suyuthi mencatat bahwa Ibnu Shalah mengatakan, pada hakikatnya penyakit itu tidak dapat menular dengan sendirinya. Akan tetapi Allah-lah yang membuatnya menular.
Sementara, proses penularannya memang diperantarai oleh proses percampuran antara yang sakit dan yang sehat melalui berbagai macam sebab yang berbeda.
Masih dari sumber yang sama, Al-Ghazali berpendapat, kesimpulan "ketiadaan penularan" itu merupakan ketentuan tetap dan bersifat umum. Sedangkan perintah menjauhi orang sakit tetap disarankan karena dalam rangka Syadzudz Dzarai, yakni menutup kemungkinan munculnyabahaya dengan tetap percaya kepada takdir Allah Swt, bukan pada sebab penularan yang dianggapnya tidak ada.
4. Bersabar
Nabi Muhammad Saw juga menganjurkan umatnya untuk bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. Pernah ketika menghadapi wabah penyakit Thaun, Rasulullah bersabda;
"Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum Mukminin." (HR. Bukhari).
Sabar dan tidak cepat panik menjadi solusi yang disarankan Rasulullah dalam menghadapi pandemi. Masih dalam hadis yang sama, Nabi melanjutkan;
"Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid."
5. Optimistis
Pesan yang tak kalah penting dari Rasulullah Saw ketika tertimpa musibah wabah adalah tetap membangun prasangka baik, optimistis, berdoa, dan tetap berikhtiar sekuat tenaga.
Rasulullah Saw bersabda;
"Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya. (HR. Bukhari)
Wabah korona hanya ujian, teguran, sekaligus rahmat dari Allah Swt agar manusia tetap mengingat kekuasan-Nya yang tiada berbanding. Berprasangka baiklah bahwa dengan kasih sayang-Nya, Allah akan segera mencabut cobaan ini dalam waktu yang tidak lama.
# SEHAT ITU MAHAL
# KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN
# GURU BERKAH
# MARHABAN YA RAMADHAN
SIKAP SEORANG MUKMIN DALAM MENGHADAPI WABAH UNTUK MERAIH KEIMANAN
Bagi seorang muslim, yang beriman kepada Allah, tentunya harus senantiasa mengingat Allah. Memperkuat keyakinan bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Segala sesuatu yang Ia ciptakan wajib tunduk pada aturan-Nya. Dalam hal virus corona, setiap mukmin wajib meyakini bahwa makhluk mikron tak kasat mata ini pun ciptaan-Nya. Dan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan qodarnya.
Allah SWT dalam firman-Nya sering kali memperingatkan manusia untuk mnggunakan akalnya dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lantas mengambil pelajaran darinya. "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan." (QS Al Ghosiyah:17-21)
Pun demikian di balik terciptanya wabah corona. Telah pasti bahwa manusia dengan kapasitasnya harus berupaya penuh memikirkan tentangnya, memetik hikmah di balik penciptaan corona. Bagi yang bukan ahli dan tidak memiliki kapastas untuk itu, tetaplah wajib membangun keimanan bahwa corona, makhluk renik tak kasat mata itu pun menunjukkan tanda kebesaran Allah.
Betapa dunia guncang , atas kehendak-Nya semata manusia tak berdaya di hadapan makhluk kecil. Manusia dewasa ini juga harus mengambil pelajaran bahwa dahulu, kesewenangan Raja Namrudz berakhir setelah tubuh sang raja tumbang oleh gigitan nyamuk. Maka hendaknya manusia menjadikan pelajaran ini untuk mempertebal iman dan taqwa, memohon ampunan Allah dan kembali menerapkan aturan-Nya.
Adapun terkait dampaknya terhadap manusia, apakah dirasa baik ataukah buruk menurut manusia, seorang mukmin wajib beriman bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah semata. Maka, apakah corona menimbulkan kebaikan, ataupun keburukan menurut pandangan manusia, manusia wajib iman bahwa semua berasal dari Allah. Inilah prinsip yang harus dimiliki seorang mukmin, bahwa Allah telah menetapkan qodar atas segala sesuatu.
Seorang muslim wajib mengimani bahwa qodar, baik dan buruk semuanya berasal dari Allah. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqoroh 216)
. Dalam menyikapi hal ini, seorang mukmin wajib hukumnya untuk ridho terhadap segala ketentuan dan ketetapan dari Allah. Ketika musibah penyakit itu melanda manusia, Allah memerintahkan manusia ridho terhadap qodlo Allah dan menghadapinya dengan bersabar. Dan Allah memberikan balasan pahala yang besar bagi orang-orang yang bersabar. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innalillahi wainna ilaihi rojiuun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS Al Baqarah:155-157)
Upaya pencegahan yang berada pada area yang dikuasai seorang individu adalah dengan senantiasa menjaga sanitasi dengan sering mencuci tangan, menjaga kebersihan badan, tempat dan pakaian, menutup mulut dengan tangan atau baju saat bersin. Sungguh syariat Islam telah mengatur hal ini. Islam senantiasa menganjurkan muslimin menjaga kebersihan dan kesucian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Bersuci itu separoh keimanan.” (HR. Muslim)
Di samping menjaga kebersihan, upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari sakit corona adalah menjaga kebugaran tubuh. Sifat virus saat menyerang ia dapat mati ketika tubuh inang memiliki imunitas atau kekebalan tubuh yang tinggi. Imun akan kuat jika tubuh bugar. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan yang sehat, rajin berolah raga dan istirahat yang cukup ditambah mengkonsumsi asupan vitamin dapat meningkatkan kebugaran.
Senantiasa melaksanakan amalan yang difardhukan, meningkatkan amalan yang sunnah. Memperbanyak sholat, puasa, sedekah,doa,dzikir, istighfar, dan bermohon kepada Allah. Karantina mengurangi interaksi dengan orang lain tidak serta merta menjadikan aktifitas menuntut ilmu dan berdakwah ditinggalkan, sebab kemajuan teknologi menjadikannya bisa dilakukan secara online. Dalam ikhtiar ini manusia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah karena merupakan perbuatan yang berada pada area yang dikuasai manusia, manusia dapat memilih akan mengerjakan ataukah meninggalkannya. Di samping segala ikhtiar yang dilakukan, selebihnya seorang mukmin wajib bertawakal, menyerahkan dan menggantungkan segala urusan kepada Allah SWT.
# SABAR DAN TAWAKAL
# HIKMAH DARI SABAR
# GURU BERKAH
# MARHABAN YA RAMADHAN
1. Menghindar
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda;
"Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa."
Nabi menyarankan umatnya untuk membentengi diri dari penyakit menular dengan tidak menganggap enteng beberapa faktor dan penyebabnya. Di antaranya adalah dengan menghindari kontak secara langsung dengan penderita penyakit menular.
Dalam hadis, Nabi mencontohkan penyakit kulit berupa lepra yang bisa menular melalui sentuhan kulit.
2. Tenggang rasa
Anjuran menghindari pengidap penyakit menular bukan berarti menunjukkan bahwa Nabi sepakat untuk mengucilkan penderita tersebut. Akan tetapi, langkah yang diimbau ini justru lebih menitik-beratkan kepada semangat kepedulian dan tenggang rasa.
Hal ini, sesuai dengan hadis riwayat Bukhari bahwa Nabi Saw pernah bersabda;
"Janganlah kamu lama-lama memandang orang-orang yang sedang sakit lepra."
Hadis ini merupakan penanda bahwa berkontak berlebihan dengan penderita penyakit menular di masa itu bisa memberikan dampak penderitaan pengidap dari sisi psikologis.
3. Tawakal
Berpasrah penuh kepada Allah Swt adalah jalan yang paling dianjurkan Rasulullah Saw. Ihwal penyakit menular, Nabi bersabda;
"Tidak ada penularan, tidak ada ramalan jelek, dan tidak ada penyusupan kembali (reinkarnasi) ruh orang mati pada burung hantu. (HR. Muslim).
Dalam Tadrib, Imam Suyuthi mencatat bahwa Ibnu Shalah mengatakan, pada hakikatnya penyakit itu tidak dapat menular dengan sendirinya. Akan tetapi Allah-lah yang membuatnya menular.
Sementara, proses penularannya memang diperantarai oleh proses percampuran antara yang sakit dan yang sehat melalui berbagai macam sebab yang berbeda.
Masih dari sumber yang sama, Al-Ghazali berpendapat, kesimpulan "ketiadaan penularan" itu merupakan ketentuan tetap dan bersifat umum. Sedangkan perintah menjauhi orang sakit tetap disarankan karena dalam rangka Syadzudz Dzarai, yakni menutup kemungkinan munculnyabahaya dengan tetap percaya kepada takdir Allah Swt, bukan pada sebab penularan yang dianggapnya tidak ada.
4. Bersabar
Nabi Muhammad Saw juga menganjurkan umatnya untuk bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. Pernah ketika menghadapi wabah penyakit Thaun, Rasulullah bersabda;
"Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum Mukminin." (HR. Bukhari).
Sabar dan tidak cepat panik menjadi solusi yang disarankan Rasulullah dalam menghadapi pandemi. Masih dalam hadis yang sama, Nabi melanjutkan;
"Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid."
5. Optimistis
Pesan yang tak kalah penting dari Rasulullah Saw ketika tertimpa musibah wabah adalah tetap membangun prasangka baik, optimistis, berdoa, dan tetap berikhtiar sekuat tenaga.
Rasulullah Saw bersabda;
"Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya. (HR. Bukhari)
Wabah korona hanya ujian, teguran, sekaligus rahmat dari Allah Swt agar manusia tetap mengingat kekuasan-Nya yang tiada berbanding. Berprasangka baiklah bahwa dengan kasih sayang-Nya, Allah akan segera mencabut cobaan ini dalam waktu yang tidak lama.
# SEHAT ITU MAHAL
# KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN
# GURU BERKAH
# MARHABAN YA RAMADHAN
untuk menghindari penyebaran dan tertular selalu memakai masker |
SIKAP SEORANG MUKMIN DALAM MENGHADAPI WABAH UNTUK MERAIH KEIMANAN
Bagi seorang muslim, yang beriman kepada Allah, tentunya harus senantiasa mengingat Allah. Memperkuat keyakinan bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Segala sesuatu yang Ia ciptakan wajib tunduk pada aturan-Nya. Dalam hal virus corona, setiap mukmin wajib meyakini bahwa makhluk mikron tak kasat mata ini pun ciptaan-Nya. Dan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan qodarnya.
Allah SWT dalam firman-Nya sering kali memperingatkan manusia untuk mnggunakan akalnya dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lantas mengambil pelajaran darinya. "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan." (QS Al Ghosiyah:17-21)
Pun demikian di balik terciptanya wabah corona. Telah pasti bahwa manusia dengan kapasitasnya harus berupaya penuh memikirkan tentangnya, memetik hikmah di balik penciptaan corona. Bagi yang bukan ahli dan tidak memiliki kapastas untuk itu, tetaplah wajib membangun keimanan bahwa corona, makhluk renik tak kasat mata itu pun menunjukkan tanda kebesaran Allah.
Betapa dunia guncang , atas kehendak-Nya semata manusia tak berdaya di hadapan makhluk kecil. Manusia dewasa ini juga harus mengambil pelajaran bahwa dahulu, kesewenangan Raja Namrudz berakhir setelah tubuh sang raja tumbang oleh gigitan nyamuk. Maka hendaknya manusia menjadikan pelajaran ini untuk mempertebal iman dan taqwa, memohon ampunan Allah dan kembali menerapkan aturan-Nya.
Adapun terkait dampaknya terhadap manusia, apakah dirasa baik ataukah buruk menurut manusia, seorang mukmin wajib beriman bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah semata. Maka, apakah corona menimbulkan kebaikan, ataupun keburukan menurut pandangan manusia, manusia wajib iman bahwa semua berasal dari Allah. Inilah prinsip yang harus dimiliki seorang mukmin, bahwa Allah telah menetapkan qodar atas segala sesuatu.
Seorang muslim wajib mengimani bahwa qodar, baik dan buruk semuanya berasal dari Allah. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqoroh 216)
. Dalam menyikapi hal ini, seorang mukmin wajib hukumnya untuk ridho terhadap segala ketentuan dan ketetapan dari Allah. Ketika musibah penyakit itu melanda manusia, Allah memerintahkan manusia ridho terhadap qodlo Allah dan menghadapinya dengan bersabar. Dan Allah memberikan balasan pahala yang besar bagi orang-orang yang bersabar. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innalillahi wainna ilaihi rojiuun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS Al Baqarah:155-157)
Upaya pencegahan yang berada pada area yang dikuasai seorang individu adalah dengan senantiasa menjaga sanitasi dengan sering mencuci tangan, menjaga kebersihan badan, tempat dan pakaian, menutup mulut dengan tangan atau baju saat bersin. Sungguh syariat Islam telah mengatur hal ini. Islam senantiasa menganjurkan muslimin menjaga kebersihan dan kesucian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Bersuci itu separoh keimanan.” (HR. Muslim)
Di samping menjaga kebersihan, upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari sakit corona adalah menjaga kebugaran tubuh. Sifat virus saat menyerang ia dapat mati ketika tubuh inang memiliki imunitas atau kekebalan tubuh yang tinggi. Imun akan kuat jika tubuh bugar. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan yang sehat, rajin berolah raga dan istirahat yang cukup ditambah mengkonsumsi asupan vitamin dapat meningkatkan kebugaran.
Senantiasa melaksanakan amalan yang difardhukan, meningkatkan amalan yang sunnah. Memperbanyak sholat, puasa, sedekah,doa,dzikir, istighfar, dan bermohon kepada Allah. Karantina mengurangi interaksi dengan orang lain tidak serta merta menjadikan aktifitas menuntut ilmu dan berdakwah ditinggalkan, sebab kemajuan teknologi menjadikannya bisa dilakukan secara online. Dalam ikhtiar ini manusia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah karena merupakan perbuatan yang berada pada area yang dikuasai manusia, manusia dapat memilih akan mengerjakan ataukah meninggalkannya. Di samping segala ikhtiar yang dilakukan, selebihnya seorang mukmin wajib bertawakal, menyerahkan dan menggantungkan segala urusan kepada Allah SWT.
# SABAR DAN TAWAKAL
# HIKMAH DARI SABAR
# GURU BERKAH
# MARHABAN YA RAMADHAN
stay at home |
MOTIVASI SABAR
Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.
Jangan pernah menyerah dan berusaha lari, tapi hadapilah cobaan yang ada di depan kita dengan sabar.
Untuk mendapatkan apa yang kamu suka, pertama kamu harus sabar dengan apa yang kamu benci.
# SABAR
# BANGKIT
# GURU BERKAH
# MARHABAN YA RAMADHAN
NB : Bacaan ini sengaja disuguhkan untuk dibaca oleh para peserta didik yang sedang melakukan pembelajaran melalui cara online/ daring. Tugas aplikasi Iqra/baca atau Literasi sengaja dihadirkan agar peserta didik dapat menambah wawasan pengetahuan tentang wabah Corona dan upaya dalam pencegahannya. namun yang terpenting bagi kita adalah bahwa apa yang terjadi adalah karena Iradah dan Qudrahnya Allah SWT dan harus dijalani dengan penuh kesabaran agar keimanan dan Ketakwaan selalu hadir pada diri kita,. Aamiin.
Setelah dibaca silahkan ditanggapi/beri komentar singkat! (bebas , berdasarkan pemahaman kalian). Dalam komentarnya tulis nama dan kelas agar memudahkan dalam data penilaian.
Bogor, 8 April 2020
Guru Mapel PAI
BAMBANG SUSILO,SS