MATERI SANLAT VIRTUAL RAMADHAN 1442 H (4)
SMk/smp WINDIAN NUGRAHA
10 HIKMAH PUASA ROMADHON
Ketika bulan
Romadhon seperti ini kita selalu berpikir apa hikmah yang kita dapat setelah
berjuang puasa seharian. berikut adalah 10 hikmah puasa Romadhon :
1. Bulan
Romadhon bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita
dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita
makan, waktu menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa kita tahan, waktunya
sholat kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf,
baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya?
Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan
ini.
2. Bulan
Romadhon bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam hidup. Di
bulan Romadhon kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah, dan amal-amal
sunat. Di bulan Romadhon kita diajarkan
hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia
dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.. Artinya kita menahan diri atas satu
pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas
mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat
siang, sholat, dan makan sering terabaikan.
3. Bulan
Romadhon adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang tidak mengerti akan arti
persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak begitu akrab, kakak beradik
bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak memperhatikan. Persaudaraan dari
Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu
bangsa, satu tanah air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna.
Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada
dibulan Romadhon, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama
di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan
diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat gratis tanpa
bayaran. Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama saling menanyakan kabar.
Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak
makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya Gratis. Persaudaraan sesama muslim
sebenarnya punya pelajaran dan bab khusus, ada ayat qur'an tentang
persaudaraan, ada banyak hadits nabi, tetapi jarang diperhatikan orang betapa
pentingnya arti persaudaraan itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan
sendirinya.
4. Bulan
Romadhon mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Di bulan Romadhon
kita puasa, merasaka lapar dan dahaga, mengingatkan kita betapa sedihnya nasib
orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak yatim yang tiada orang tuanya,
fakir miskin yang hidup di tempat yang tidak layak. Apakah kita tidak merasa
prihatin? Sehingga kita peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang
kelaparan. Baik karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam. Allah
menyindir orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai
pendusta Agama. Juga Allah mengatakan orang yang tidak peduli dengan nasib
fakir miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi
pancaindranya untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak peduli
dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang salah menilai atau memandang
kehidupan.
5. Bulan
Romadhon mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan. Di
bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat
yang juga berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tujuan puasa adalah untuk
melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar
bulan Romadhon. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya
gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada
tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Bulan
Romadhon mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai ibadah.
Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil
pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan
ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat
dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua
dapat bernilai ibadah.
7. Bulan
Romadhon melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan,
terutama yang mengandung dosa. Dibulan Romadhon kita berpuasa. Kita menahan
Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang dapat
membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak puasa. Terutama hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa. Sehingga di dalam bulan Romadhon kita dapat terbiasa
dan terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari
perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif
bagi kita jika diluar bulan Romadhon kita juga dapat menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang
yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8. Bulan
Romadhon melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan rintangan.
Dalam Puasa di bulan Romadhon kita dibiasakan menahan yang tidak baik
dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar
atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang
menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap
Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan Sabar hasutan Syeitan untuk
memperuncing konflik menjadi gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan
tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya,
janganlah kita ikut berdosa dengan dosa orang lain.
9. Bulan
Romadhon mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana. Setiap hari
kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan
minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang
diminum. Yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya.
Hal ini menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum
berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh manis!
Mengapa kita harus membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang akhirnya
tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa kita harus hemat, membeli
sekedar yang dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat kita
sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10. Bulan
Romadhon mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya nikmat
makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa. Kita merasakan lapar,
tetapi kita masih mempunyai makanan. Bagaimana dengan orang yang merasakan
lapar tetapi bukan karena ia juga puasa, tetapi karena memang tidak punya
makanan? Kita sakit, kita dapat makan obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan
orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa
merasa lapar dan haus, kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal
lain seperti internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapar dan haus mereka
lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya? Bukan
karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena tuntutan hidup,
yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan hari ketika ia tidak bekerja.
Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan pada
kita?