MATERI
SANLAT VIRTUAL RAMADHAN 1442H
SMK/SMP WINDIAN NUGRAHA
Hikmah
Puasa Romadhon
Segala puji bagai Allah. Salawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir, Nabi kita Muhammad, keluarganya, para
sahabat dan siapa saja yang mengambil petunjuknya hingga hari kiamat.
Sesungguhnya apa yang Allah syariatkan kepada
hamba-Nya dari berbagai ibadah memiliki hikmah yang sempurna dan paripurna.
Karena Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui akan makhluk, syariat dan
balasan-balasannya. Satu dari ibadah itu adalah puasa, yang memiliki hikmah
besar, di antaranya:
1.
Puasa merupakan ibadah
untuk Allah. Seorang hamba mendekatkan diri kepada Tuhan-nya dengan
meninggalkan apa-apa yang dicintai jiwa dan nafsunya baik makanan, minuman
maupun hubungan kelamin. Dari situ nampak ketulusan iman seorang hamba,
kesempurnaan penghambaannya, kecintaannya kepada Tuhan-nya dan harapnya kepada
pahala-Tuhan-nya. Karena seseorang tidaklah meninggalkan apa-apa yang
dicintainya kecuali untuk sesuatu yang lebih agung. Karena itu saudaraku
Muslim, hendaknya engkau termasuk mereka yang berpuasa demi mengharap apa-apa
yang ada di sisi Allah dan menghinakan diri kepada-Nya dengan ibadah ini.
2.
Di antara hikmah
puasa: seorang hamba memperoleh ketakwaan, sebagaimana firman Allah -ta'âla-:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ini didapatkan bila sesuai dengan puasa syar’i yang
meninggalkan berbagai pembatal puasa maupun perkataan dan perbuatan zûr
(keji). Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
))مَنْ لَمْ يَدَعْ
قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ((
"Siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji,
perbuatannya dan juga kebodohan, Allah tidak butuh kepada makan dan minum yang
ditinggalkannya."
[HR.
Al-Bukhari]
Berupayalah untuk berpuasa yang benar, bersih dari
ketercemaran dan kerancuan.
3.
Orang yang puasa
menyibukkan hatinya dengan pikir dan zikir. Karena bila menuruti hawa nafsunya
akan membuatnya lalai bahkan bisa mengeraskan hati. Karena itu Nabi -shalallahu alaihi wasallam- mengarahkan untuk meringankan makan dan
minum. Al-Miqdam Ibn Ma’ad -radiallahu'anhu-
berkata, aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
))مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ
بَطْنٍ حَسْبُ الْآدَمِيِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ غَلَبَتْ
الْآدَمِيَّ نَفْسُهُ فَثُلُثٌ لِلطَّعَامِ وَثُلُثٌ لِلشَّرَابِ وَثُلُثٌ
لِلنَّفَسِ((
"Tidak ada wadah yang diisi penuh oleh anak
Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu suapan
yang dapat menegakkan punggunya, jika dia tidak mampu, maka 1/3 untuk
makanannya, 1/3 untuk minumnya dan 1/3 untuk nafasnya. "
[HR.
Ibnu Majah. Hadits sahih]
4.
Orang kaya sadar akan
nikmat Allah yang berlimpah kepadanya dan itu tidak diperoleh oleh mereka yang
fakir, baik makanan, minuman dan menikah. Sehingga dia pun memuji dan bersyukur
kepada Allah, ingat kepada saudaranya yang fakir dan bersedekah kepadanya,
memberinya sesuatu dari harta Allah yang telah diberikan kepadanya. Wahai
orang-orang kaya, bersedekahlah kepada orang-orang fakir pada bulan Romadhon
mulia ini, memberilah seperti pemberian orang yang tidak takut miskin.
Bedermalah dengan harta dan kebaikan kepada saudara-saudaramu yang membutuhkan,
jadilah orang yang mensyukuri nikmat Allah. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- telah bersabda:
((إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ
الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ
عَلَيْهَا))
“Allah sungguh ridha pada hamba yang memakan
makanan lalu memuji-Nya atas makan itu atau meminum minuman lalu memuji-Nya
atas minuman itu.”
[HR. Muslim]
5.
Puasa menyempitkan
pembuluh darah sebagai dampak dari lapar dan haus, sehingga menyempit juga
ruang setan pada tubuh. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
(( إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى
الدَّمِ))
“Sesungguhnya setan masuk dalam tubuh manusia
melalui pembuluh darah.”
[HR. Al-Bukhari]
Puasa juga menghancurkan dorongan hawa nafsu.
Karena itu wahai para pemuda dan semisal mereka, jadikan Hadits Nabi berikut
ini sebagai menolongmu dan amalkanlah; Rasulullah -shalallahu alaihi
wasallam- bersabda:
((
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ
أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ))
"Wahai para pemuda, siapa yang sanggup dari
kalian al-ba'ah (memberi nafkah batin) hendaknya menikah, karena ia lebih dapat
menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Jika tidak sanggup, hendaknya
berpuasa. Sesungguhnya itu dapat meredam nafsu." [HR. Syakhân]
EKA OKTAVIANI (X-A.Ph 2)
BalasHapus