MATERI SANLAT VIRTUAL RAMADHAN 1442 H
SMK/SMP WINDIAN NUGRAHA
Sepuluh Indikator Sukses Meraih
Keutamaan Ramadhan
“Berapa
banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya
kecuali lapar dan dahaga…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Rasulullah tersebut harusnya dapat
membangkitkan kewaspadaan kita untuk tidak terjerumus didalamnya. Berikut ini
adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang
disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut.
Sepuluh indikasi sukses meraih keutamaan Ramadhan :
1. Memperbanyak ibadah di bulan
Sya’ban
Ibadah
sunnah di bulan Sya’ban berfungsi pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk
memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperba-nyak ibadah shalat,
tilawatul Qur’an sebelum Ramadhan, akan menja-dikan suasana hati dan tubuh
kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa.
Itulah
hikmahnya kenapa Rasulullah saw. dalam hadits riwayat Aisyah, disebutkan paling
banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban.
2. Memenuhi target pembacaan
Al-Qur’an
Orang
yang berpuasa di bulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid al-Qur’an yang
lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Minimal harus dapat mengkhatamkan satu
kali sepanjang bukan ini karena memang itulah target minimal pembacaan
al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
3. Memelihara lidah
“Bila
salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia tidak berbicara buruk dan
aib. Dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki sese-orang maka
berkatalah, “Aku berpuasa.” (HR. Bukhari)
4. Menjaga pandangan dari yang
haram
Puasa
yang tidak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, menjadikan
puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. Karenanya
boleh jadi puasnya secara hukum sah, tapi substansi puasa itu tidak akan
tercapai.
5. Menghidupkan malam dengan
ibadah
Salah
satu cirri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjur-kan umatnya untuk
menghidupkan malam dengan shalat dan do’a-do’a tertentu. Tanpa menghidupkan
malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.
6. Tidak makan berlebihan di saat
berbuka
Jika
saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan
sejak pagi hingga petang, menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan “balas
dendam” dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari, maka nilai
pendidikan puasa akan hilang.
Puasa
pada hakikatnya adalah pendidikan bagi jiwa untuk mengenda-likan diri dan
menahan hawa nafsu. Hasil pendidikan itu akan tercermin dalam pribadi orang
yang lebih bisa bersabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional,
tenang dalam menghadapi berbagai persoalan. Puasa menjadi kecil tak bernilai
dan lemah unsur pendidi-kannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu
hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka
7. Mengoptimalkan infaq
Rasulullah
saw, seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang paling murah dan
dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa bernilai
puluhan bahkan ratusan kali lipat diban-dingkan bulan-bulan lainnya. Momentum
seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.
8. Memperbanyak ibadah di 10 hari
terakhir
Rasulullah
dan para sahabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam di dalam masjid,
meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, dzikir dan
berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, sat diturunkannya al-Qur’an.
Pada
detik-detik terakhir menjelang usainya Ramadhan, mereka mera-sakan kesedihan
mendalam karena harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebagian mereka bahkan
menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang berguman jika
mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.
9. Tidak bermaksiat lagi setelah
Ramadhan
Jangan
memandang Idul Fitri dan selanjutnya sebagai hari “merdeka” dari pejara untuk
kembali melakukan berbagai penyimpangan. Orang yang berpuasa dengan baik tentu
tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai kerangkeng.
10. Memelihara kesinambungan ibadah
setelah Ramadhan
Amal-amal
ibadah satu bulan Ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan
seseorang meningkat untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang
akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan
melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan itu.
EKA OKTAVIANI (X-A.Ph 2)
BalasHapusAinun Mardiah 10 Aph1
BalasHapusGhina Nur Aprila X Aph 1
BalasHapus